Belajar dari penjual Koran
Sang penjual Koran yang selalu rajin mengantarkan Koran ke rumah-rumah yang biasanya berlangganan,kulitnya berwarna hitam kelam tersengat cahaya matahari setiap hari, yang ditutupi pakain kebersaran jaket hitam lusuh dann topi untuk mengurangi sengatan matahari.farpumnya tetesan keringat yang menempel pada wajahnya, bagaikan orang yang baru saja menangis sejadi-jadinya. Napasnya tersengal mengayuh mengayuh sepeda tua yang hampir sudah tidak bisa digunakan dan napas seorang menjelang tua yang baru bepergian jauh menggunakan sepedanya, sepeda tua yang setia menemaninya kemana-mana mengantarkan Koran kepada sekitar dua ratus pelanggan setianya. Tangan kanannya dihiasi oleh tanda dari tuhan. Dengan yaitu tidak mempunyai jari dan wajahnya yang begitu tua rambut beruban.
Kondisi fisik yang tidak sempurna dan menjelang tua, tidak menghalangi sang penjual Koran tersebut tetap gigih mencari nafkah dengan keterampilannya sebagai penjual Koran. Ia menjalankan pekerjaannya dengan sukaria, ikhlas dan penuh semangat, dalam rangka bertanggung jawab kepada keluarga, istri, anak dan masa depan anaknya, suapaya anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih gemilang sehingga menjadi orang yang sukses dan berwibawa. Cita-cita yang sangat mulia, ingin melihat anak-anaknya menyongsong masa depan dengan bahagia.
Kerja keras yang dilakukan penjual Koran mulai membuahkan hasil, ia dapat membeli sepeda motor agar dapat mengantar Koran kepada pelanggannya lebih awal. Disamping itu, penjual Koran tersebut ingin selalu membahagiakan istri dan anaknya, terutama anaknya yang masih kecil.
“TABRANI” meriwayatkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah saw sedang duduk dengan para sahabatnya, tiba-tiba tampaklah seorang yang terlihat muda yang amat kuat dan perkasa yang sedang bekerja dengan penuh semangat. Para sahabat berkata “kasihan sekali orang itu, andai kata kemudahan serta kekuatannya itu untuk jalan allah alangkah baiknya.” Mendengar ucapan salah seorang sahabatnya, beliau bersabda “ Jangan kamu sekalian mengatakan sedemikian itu, sebab orang itu kalau keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha untuk jalan allah (sabilillah). Jika ia bekerja itu untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun untuk sabilillah. Tetapi apabila bekerja karena untuk berpamer atau untuk memegah-megehan, maka itu untuk sabilisysyaitan.
pelajaran kedua dari penjual Koran tersebut adalah bahwa ia bekerja keras untuk membahagiakan kelurganya merupakan jalan menuju Allah.
Dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dan dapat kita gunakan dikehidupan sehari-hari dari si penjual koran dan Sabda baginda nabi Muhammad S.A.W, jawabannya adalah ada pada diri anda, bagaimana anda melakukan sebuah pekerjaan agar lebih baik dan membuhkan hasil “Kerja keras”……
Semoga Bermanfaat dan semoga Sukses...
0 komentar:
Post a Comment
Tinggalkan Comentar Anda